Jumat, 14 Juni 2019

PERBEDAAN IBADAH HATI DAN OTAK


MAJLIS TAQORRUF ILALLAH 06 Desember 2018

Iman ada 2 macam, iman syariat dan iman hakikat
Iman syariat (derajat/dunia) adalah di alqur’an yang berbunyi Yaa Ayyuhalladina Amanu….
Iman hakikat (fasilitas/akhirat) adalah kelas orang yang bertaqwa

Dalam beribadah kita dianjurkan jangan didasari dengan iman syariat tetapi dasarilah dengan iman hakikat (ini masalah hati) “tutur Gus Agus Zainul Arif - Jatikerto”, diibaratkan seperti anak sekolah diberi pelajaran tentang rukun iman  apakah sudah iman, jawab beliau “sudah termasuk iman”, tetapi masih dalam kategori iman syariat. Kalau iman Hakikat itu sudah kelasnya orang-orang yang bertaqwa.
Mengapa para Nabi diberi mu’jizat oleh Allah, mu’jizah dipergunakan untuk mengetuk agar menjadi manusia yang kategori iman hakikat.

Contoh kecil pada masa zaman nabi Musa ditantang oleh raja Firaun adu kekuatan, kala itu nabi Musa masih belum memiliki umat (pengikut) satupun.
Raja Firaun mengumpulkan para ahli nujum (sihir) yang termashur (terkenal) yang berjumlah ribuan bahkan jutaan dan berkumpul di lapangan yang luas untuk mengeroyok nabi Musa, saat itu nabi Musa dan Harun (anaknya) di tengah-tengah kerumunan ahli nujumnya Firaun.

ayo Musa sekarang tanding dengan aku, sekarang disaksikan oleh ahli sihirku yang sekian banyak, seberapa besar ilmu sihirmu Musa, ayo keluarkan kekuatanmu” kata Firaun

Nabi Musa tetap diam dan tenang

halah…….. tidak berani kamu Musa, kamu sudah ada di tengah-tengah, sudah tidak ada jalan keluar buatmu, jika kamu tidak mau duluan maka aku yang duluan” kata Firaun

Akhirnya, semua ahli nujumnya Firaun melemparkan seutas tali kearah nabi Musa, dan berubahlah tali tersebut menjadi jutaan ular.

Nabi Musa tetap tenang dan Harun yang agak gugup dengan melihat banyaknya ular

Firaun memerintahkan ular-ular itu untuk menggerogoti kulit dan dagingnya nabi Musa dan Harun.

Setelah ular-ular kecil tersebut menuju nabi Musa, kemudian Allah memerintahkan malaikat Jibril

Bril……
ada perintah apa gusti….” Jawab Jibril
turunlah, perintahkan Musa untuk melemparkan tongkatnya ke lapangan”

Begitu tongkatnya nabi Musa dilemparkan ke lapangan, maka berubahlah menjadi se ekor ular raksasa yang sangat besar, maka jutaan ular kecil dari ahli nujumnya Firaun dimakan habis oleh ular raksasanya nabi Musa, setelah ular raksasa memakan habis ular-ular kecil itu, kemudian nabi Musa mengambil ular raksasa itu dan berubahlah ular raksasa itu menjadi tongkat kembali.

Apa yang terjadi setelah itu, berkatalah para ahli nujum AAMANNAA BI ROBBI MUSA…. “sekarang kami beriman kepada Tuhannya Musa”

Contoh di atas adalah ilustrasi tentang Iman Hakikat, keimanan yang  terketuk melalui mata langsung dan disimpan dalam hati bukan di dalam otak.

Ibadah kita, biasanya masih bersifat otak bukan hati, otak tidak bisa sambung ke Allah, tetapi yang bisa sambung ke Allah adalah hati. Maka dari itu perlunya kita iman hakikat (hati) yaitu agar ibadah kita bisa sambung langsung kepada Allah. Mengapa demikian, karena kebanyakan orang ibadah yang didasarkan oleh otak maka hasilnya kurang Lillahi Ta’ala (ikhlas).

Kesimpulannya adalah ;
Ø  banyak orang pintar, tetapi tidak mengerti
Ø  orang jawa mengatakan “tuwas weroh tapi enggak ngelakoni

mp3 bisa didownload DISINI

Written by baseman

1 komentar:

  1. https://adhwaputritunggal.blogspot.com/2019/06/ngeling-ngeling.html?m=1

    BalasHapus