KENAPA TAHAJJUDKU, SHOLATKU DAN SHOUMKU TAK TERCATAT OLEH MALAIKAT ?
Luangkan waktu sekitar lima menit membaca kisah ini dan ambillah pelajaran darinya.
Pada zaman dahulu ada seorang ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yang kuat sekali tahajjudnya.
Hampir bertahun-tahun dia tidak pernah meninggalkan solat tahajjud.
Pada suatu malam ketika hendak mengambil wudhu untuk tahajjud, Abu dikejutkan oleh kehadiran satu makhluk yang duduk di tepi telaganya.
Abu bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah engkau?”
Sambil tersenyum, makhluk itu berkata; “Aku malaikat utusan Allah".
Abu Bin Hasyim terkejut sekaligus bangga karena telah didatangi oleh malaikat yang mulia.
Abu lalu bertanya, “Apa yang sedang kamu lakukan di sini?”
Malaikat itu menjawab, “Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah.”
Melihat Malaikat itu memegang sebuah kitab tebal, Abu lalu bertanya :
“Wahai malaikat, buku apakah yang engkau bawa?”
Malaikat menjawab : “Di dalamnya terdapat kumpulan nama hamba-hamba pencinta Allah.”
Mendengar jawaban malaikat, Abu bin Hasyim berharap dalam hati moga-moga namanya ada di situ.
Maka ditanyalah kepada malaikat. “Wahai malaikat, adakah namaku di situ ?”
Abu menyangka namanya ada di dalam buku itu, karena amalan ibadahnya yang tidak putus-putus, selalu mengerjakan solat tahajjud setiap malam, berdo’a dan juga bermunajat kepada Allah SWT di sepertiga malam, setiap hari.
“Baiklah, biar aku lihat,” kata malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan, ternyata malaikat itu tidak menemukn nama Abu bin Hasyim di dalamnya.
Tidak percaya, Abu meminta malaikat mencari sekali lagi.
“Betul... namamu tidak ada di dalam buku ini!” kata malaikat.
Abu bin Hasyim pun gemetar dan jatuh tersungkur di depan malaikat.
Dia menangis...
“Rugi sekali diriku yg selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajjud dan munajat, tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pencinta Allah,” ratapnya.
Melihat itu, malaikat berkata, “Wahai Abu bin Hasyim! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain tidur, engkau mengambil air wudhu dan menahan kedinginan ketika orang lain terlelap dalam kehangatan buaian malam.
Tapi tanganku dilarang Allah menulis namamu.”
“Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya?” tanya Abu bin Hasyim.
*Engkau memang bermunajat kepada Allah, tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga ke mana-mana*
Engkau asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Sedang di kanan kirimu ada orang sakit, ada orang lapar, ada orang sedang sedih, tidak engkau tengok tidak engkau ziarahi/kunjungi.
Mereka itu mungkin ibumu, mungkin adik beradikmu, mungkin sahabatmu, malah mungkin juga cuma saudara seagama denganmu, atau mungkin cuma sekadar mereka menjadi tetanggamu.
Tidak engkau pedulikan mereka, kenapa?
Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pencinta Allah kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan Allah?” kata malaikat itu.
Abu bin Hasyim seperti disambar petir di siang hari.
Dia tersadar hubungan ibadah manusia tidaklah hanya kepada Allah semata (hablumminAllah), tetapi juga kepada sesama manusia (hablumminannas) dan juga kepada alam.
_*JANGAN BANGGA DENGAN BANYAKNYA SHOLAT, PUASA, DAN DZIKIR KARENA ITU SEMUA BELUM MEMBUAT ALLAH SENANG !!!*_
_*``TAHUKAH APA YANG MEMBUAT ALLAH SENANG?*
*Nabi Musa : Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang?*
*Allah SWT : SOLAT? Solat mu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan solat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar.*
*DZIKIR? Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang.*
*PUASA? Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri.*
*Nabi Musa : Lalu apa yang membuat Mu senang Ya Allah?*
*Allah SWT : SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIK-mu.*
Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir di sampingnya. Dan AKU akan mengganti dengan ganjaran 700 kali (Al-Baqarah 261-262).
*Saudara-Saudara, jika engkau sibuk dengan ibadah ritual dan bangga akan itu... maka itu tandanya engkau hanya mencintai diri sendiri, bukan Allah.*
*Tapi, bila engkau berbuat baik dan berkorban untuk orang lain... maka itu tandanya engkau mencintai Allah dan tentu Allah senang dengannya.*
*Buatlah Allah senang maka Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidup kita lapang dan bahagia*
*(Dikutip dari Kitab Mukasyafatul Qulub Karya Imam Al Ghazali)*
Saudaraku, sebarkanlah ilmu ini agar makin barokah hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar