Pada hari
ini, Ahad 25 Agustus 2019 diselenggarakan kegiatan Bedah Buku Fiqih Kebangsaan
dan Ketahanan Digital yang diprakarsai oleh MWC NU Turen. Kegiatan yang
dilaksanakan di Gedung Serba Guna KBIH Al-Azhar ini orang yang berasal dari
perwakilan ranting NU dan lembaga di wilayah Kecamatan Turen. Acara dibuka
dengan pembacaan surat Al-fatihah, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
dan lagu Syubbaanul Wathan, sambutan
dari Camat Turen, MWC NU dan PAC NU Kabupaten Malang. Dalam sambutannya, Gus
Syafaat selaku Ketua Tanfidziyyah MWC NU Turen menyampaikan pentingnya kegiatan
ini dilakukan. Menurut beliau, kegiatan ini sebagai upaya untuk menyebarluaskan
pemahaman mu’ahadah wathaniyyah dan meneguhkan kembali wawasan kebangsaan kita
sebagai umat Islam dan bagian dari rakyat Indonesia. Selanjutnya, perwakilan
PAC NU Kabupaten Malang mengapresiasi acara ini dan seluruh upaya yang tengah
dilakukan oleh MWC NU Turen untuk berkiprah dalam kegiatan keagamaan, sosial
kemasyarakatan, dan kebangsaan.Di akhir sambutannya, beliau berharap Turen menjadi barometer provinsi bahkan
nasional dalam menyelenggarakan kelembagaan NU yang profesional dan maju.
Ada dua tema
sentral pada kajian kali ini.
Pertama adalah membedah atau membahas buku
fiqih kebangsaan yang merupakan kompilasi dari hasil bahtsul masail Alumni
Santri Lirboyo. Hadir sebagai pemateri pada tema ini adalah Gus Hamim yang saat
ini memegang amanah sebagai Direktur Aswaja Center PCNU Kabupaten Malang. Gus
Hamim menyampaikan beberapa poin penting yang termaktub dalam buku Fiqih
Kebangsaan Merajut Kebersamaan di Tengah Kebhinnekaan. Poin penting itu di
antaranya mengapa kita sebagai umat Islam harus menjaga persatuan dan kesatuan,
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan NKRI Harga Mati menjadi jargon yang sudah membekas dalam sanubari
warga nahdliyyin secara umum. Poin selanjutnya kewajiban bagi kita selaku umat
Islam untuk menghormati, mentaati pemerintahan yang sah walaupun pemerintah itu
orang fasik sekalipun. Upaya-upaya untuk menggulingkan pemerintahan yang sah
adalah tindakan makar atau bughoh adalah tindakan yang diimani oleh para ulama
NU sebagai upaya haram yang wajib ditinggalkan.
Kedua diskusi kali ini mengetengahkan topik
tentang Ketahanan Digital. Hadir sebagai narasumber adalah Mas Zulham dari
LTNU. Pria profesional yang sehari-hari bekerja dalam dunia siber ini berhasil
menghipnotis para peserta untuk tidak beranjak dari tempat duduk masing-masing
lantaran beliau berhasil menyampaikan materi dengan santai, menarik, dan tetap lugas.
Joke-joke segar tak jarang berhasil
ia bawakan sehingga menambah motivasi hadirin untuk menyimaknya. Esensi yang
disampaikan Mas Zulham adalah mengapa kita sebagai umat Islam harus melek
digital. Menurutnya, kondisi saat ini dunia maya dipenuhi oleh konten konten
yang tidak sejalan dengan ajaran Islam ahlussunnah waljama’ah. Sebaliknya,
konten lain dari golongan ‘minhum’
yang pada saat ini kerap kali memenuhi laman internet. Ilustrasinya jika kita
melakukan penelusuran kajian sholat di mesin pencarian Google misalnya, maka yang
sering kita dapati adalah kajian-kajian atau ulasan-ulasan ‘minhum’ yang
tentunya belum jelas sanad keilmuannya. Tentunya hal ini adalah hal yang
mengkhawatirkan bagi pemahaman generasi saat ini dan masa yang akan datang.
Tulisan-tulisan
dari golongan minhum seringkali muncul di posisi atas yang mengindikasikan
laman tersebut sering diakses dan jadi jujukan serta rujukan utama bagi
kebanyakan orang termasuk warga nahdliyyin.
Kondisi ini terjadi karena kita selama ini belum melek digital, belum
memaksimalkan teknologi (internet) untuk aktivitas dakwah kita. Masih jarang
kalangan nahdliyyin yang mau menulis dan mengunggah di laman resmi. Masih
jarang pula video ngaji ulama-ulama nahdliyyin diunggah di laman youtube atau
laman lainnya. Karena itu melek digital adalah sebuah keniscayaan. Sala satu
yang bias kita upayakan adalah dengamn aktif mengisi konten di dunia maya
dengan kajian keislaman yang sejalan dengan ajaran islam Ahlussunnah waljama’ah,
sehingga generasi kita saat ini akan semakin mudah mendapatkan kajian-kajian
keislaman dari sumber yang jelas dan kredibel, yang tentunya bersumber pada
ulama dan kitab Ahlussunnah waljama’ah.
Written Muhammad Islahul Mukmin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar